Cari Blog Ini

Sabtu, 01 Mei 2010

Sabar dan Doa

Allah SWT berfirman dalam surat Ali ‘Imran ayat 200:

ya aiyuhalladziina aamanushbiru wa shaabiru waraabithu wattaqullaaha la’allakum tuflihun

Keutamaan Sabar

….yaa aiyuhalladziina aamanu, ishbiru… wahai orang yang beriman, sabarlah! Kalau mau beriman yang benar, kita harus banyak bersabar atas kondisi yang kita hadapi. Misalnya, sabar atas keterlambatan kawin bagi anak muda, kekurangan uang, kemandegan usaha, bahkan kerugian. Sabar! Bersabarlah dalam menghadapi musibah, malapetaka, dan sebagainya. Sabarlah kamu dengan kondisi kamu. ..washabiru…. dan tetaplah bersabar.

Ada perbedaan antara ..ishbiru… (sabar menghadapi dorongan dari dalam diri kita, atau sabar ke dalam) dengan …shabiru… (sabar menghadapi kondisi di luar diri kita, atau sabar ke luar). Contoh sabar ke dalam adalah sabarnya orang yang belum bisa kawin karena pinangannya ditolak. Contoh sabar ke luar adalah kesabaran seseorang atas berbagai tekanan dan pengaruh dari luar. Jadi, keinginan dari dalam jiwa Anda untuk berbuat maksiat harus dihadapi dengan ishbiru. Sedangkan arus yang datang dari luar yang menghancurkan Anda harus dihadapi dengan shabiru. Jadi, sabar yang diperintahkan Allah memiliki dua dimensi.

Allah melanjutkan, ..waraabithu… artinya konsisten (tetap), atau sering kita sebut istiqamah. Tapi sebenarnya istiqamah itu bukan konsisten. Sekarang apapun istiqamah, seperti masya Allah dan subhanallah. Masya Allah, subhanallah bukan kalimat yang diucapkan sembarangan. Di televisi kita sering lihat apapun masya Allah, sedikit-sedikit subhanallah yang tidak pada tempatnya. Kita sebut saja di sini istiqamah, atau mungkin lebih tepat disebut mudawwamah saja, yaitu tetap pada posisinya. Kalau sudah datang ke pengajian datanglah dengan niat mencari ridha Allah dan kalahkan semua godaan yang lain.

Kalau Anda sudah kawin dengan seorang perempuan, jadikanlah dia istrimu secara mudawwamah. Jagalah dia baik-baik. Kalau Anda punya anak jagalah anak itu baik-baik, kalau Anda lagi shalat shalatlah dengan mudawwamah. Teruslah dalam ibadah dan jangan terpengaruh oleh ajakan dari manapun untuk meninggalkannya.

Doa dan Wirid

Makanya amalan yang sedikit tapi berkesinambungan itu lebih baik daripada amalan yang banyak tapi terputus (tidak tetap). Setelah shalat tidak usah banyak bacaannya, tapi keseringan. Ada orang hari ini shalat subuh di masjid. Dia duduk di masjid berdzikir sampai jam sembilan pagi, tetapi keesokan harinya tidak datang lagi. Makanya setelah shalat jangan banyak-banyak berdoa, bosan biasanya. Berdoa sedikit cukup asal mudawwamah. “Astaqhfirullah al’adhiim, ya Allah ampunilah dosaku,” selesai.

“Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu yuhyi wayumiitu wahuwa ‘ala kulli syai’in qadir”, lalu kita memuji Allah. “Allaahumma laa mani’a lima a’thaita… ya Allah, apapun yang telah Engkau berikan tidak mungkin dapat ditolak. Kalau Engkau tentukan saya kaya, tidak ada yang bisa membuat saya miskin. Kalau Engkau telah menentukan saya miskin, tidak ada yang bisa membuat saya kaya. Wala mu’thiya lima mana’ta… tidak ada orang yang sanggup memberikan kalau suratan saya tidak ada. Wala radda lima qadhaita.,. apa yang telah Engkau qadha dan qadar ya Allah tidak ada yang bisa mencabutnya. Kalau Engkau katakan saya minum obat ini dan sembuh, saya pasti sembuh. Kalau tidak, apapun saya minum tidak akan sembuh.”

Kita harus istiqamah dalam berusaha dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah. Tugas manusia berusaha, berobat, bergerak menuju perbaikan, tetapi Allah yang menentukan hasilnya. Maka itu, berdo’alah hanya kepada Allah. Setelah itu, “Allahumma antassalam wamingkassalam wailaika ya’udussalam. Damai itu tidak datang dari yang lain kecuali dari-Mu ya Allah, dan perdamaian sendiri kembali kepada-Mu ya Allah. Fahaiyina rabbana … hidupkanlah kami ya Allah bissalam penuh perdamaian ya Allah, damai dengan istri, damai dengan anak, damai dengan tetangga, damai dengan masyarakat, damai dengan sesama masyarakat, damai dengan orang tua, damai dengan mertua, damai…damai…damai! Wa-adkhilna al-jannah masukkan kami setelah meninggal nanti darassalam, ke dalam surga yang penuh perdamaian.”

Setelah itu tadahkan tangan dan berdoa, “Ya Allah ampunilah dosaku, ampunilah dosa kedua orangtuaku yang telah sibuk mengurusku, menjagaku, menghormatiku, membesarkanku, mendidikku. Ya Allah, ampunilah dosa mareka. (Kalau yang sudah meninggal) lapangkanlah kuburnya, masukkan orangtua saya dalam surga ya Allah. (Kalau masih hidup) panjangkanlah umurnya, sehatkan badannya, berikan rezeki padanya rezeki yang halal, ya Allah. Jadikan orangtua saya hidup bahagia dengan adanya saya, ya Allah. Jangan saya menjadi sebab mereka mendapat malapetaka, ya Allah”. Berdoalah untuk kedua orangtua kita. Tidak ada yang lebih berharga di dunia ini kecuali kedua orangtua. Kalau mau tambah lagi silakan, “Ya Allah, berkatilah jualan ini ya Allah, berkatilah dagangan saya ini ya Allah, izinkan saya mencari rezeki ya Allah.”

Doa tidak harus dalam bahasa Arab. Anak muda-muda doanya pakai Bahasa Indonesia atau bahasa ibu saja. Kalau bahasa ibu Bahasa Betawi, silakan pakai. Mau pakai Bahasa Inggris, silakan. Doa yang paling bagus adalah doa dalam bahasa yang sehari-hari kita pakai. Buat apa berdoa dalam bahasa Arab kalau kita tidak mengerti apa yang kita minta. Doa kita pun tidak sampai ke hati. Tidak ada harap dalam hati kita. Bagaimana ada harap kalau apa yang kita sampaikan tidak kita mengerti.

Wattaqullah la’al lakum tuflihun… setelah konsisten dan istiqamah, dalam beribadah (termasuk doa-doa yang diamalkan dengan mudawwamah) wattaqullah… tingkatkan ketaqwaanmu kepada Allah. La’al lakum tuflihun, semoga kehidupanmu itu hidup yang menang di dunia dan selamat di akhirat. Artinya apa? Kalaupun tidak kaya, kita hidup bahagia di dunia.

Makanya kita tidak boleh bersedih karena belum ada uang, tidak boleh bersedih karena belum sampai keinginan di dunia. Percayalah bahwa barangsiapa yang dekat dengan Allah akan bahagia sendiri. Sebagai contoh, bagi orang yang dekat dengan Allah, naik sepeda rasanya mobil. Bagi orang yang tidak dekat dengan Allah, naik mobil rasanya penjara. Percayalah kepada saya bahwa yang saya sampaikan ini bukan dari saya. Saya tidak pernah mengada-ada. Ini adalah terjemahan dari ayat Al-Quran tersebut. Percaya kepada apa yang saya sampaikan berarti percaya kepada Al-Quran itu sendiri. Allah sudah menyatakan seperti itu, mau diapakan?

Kesimpulan

Teruslah berjuang dengan sabar ke luar dan sabar ke dalam. Bertahan, istiqamah dan mudawwamah dalam beramal shalih. Orang shalih tidak akan ditinggalkan Allah. Mereka tidak akan menderita, tetapi selalu dijaga oleh Allah SWT. Makanya saya bahagia melihat adik-adik yang muda senang datang ke pengajian atau membaca buku-buku agama. Saya berdoa untuk kalian, “Ya Allah, berikanlah kepada mareka kehidupan yang terhormat di dunia ya Allah, amin. Saya bahagia melihat kalian, saya meneteskan air mata melihat anak-anak muda di depan saya.

Anak yang shalih seperti kalian ini tak bisa dibeli dengan emas. Kalau orangtua kalian saat ini menyaksikan kalian di sini, bersimpuh di depan kami, duduk belajar agama, taat kepada Allah, orangtuamu akan mengatakan, “Allah Yang Maha Pengasih, saya siap Engkau panggil karena anak saya sudah baik-baik ya Allah. Ya Allah, jagalah anak saya ya Allah.” Didoakan kalian, bahagia orangtua. Kalau orangtua bahagia, doanya tidak ada hijab (tidak ada yang bisa menghalangi), menembuskan angkasa, menembus sidhratul muntaha. Doa orangtua yang ikhlas selalu makbul, diterima oleh Allah SWT. Amin. Adik-adik sekalian, tingkatkan ketakwaan kepada Allah semasih kalian masih muda. Yang tua-tua, pertahankan ketakwaan kita, jangan lepaskan. Ishbiru washabiru warabithu wattaqullah. (01)

Oleh

Dr. H. Rusli Hasbi, MA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar